Bisakah Ilmuwan Mengintip Mimpi?



Mimpi identik dengan misteri dan membuat banyak ilmuwan penasaran, apalagi karena mimpi tak pernah terlacak darimana asal munculnya dan apa fungsinya. Namun sekelompok peneliti dari AS mengklaim telah berhasil memprediksi gambaran mimpi seseorang hanya dari aktivitas gelombang otaknya.



Konon hanya dengan mengukur aktivitas otak seseorang ketika terjaga, peneliti dapat menggambarkan citra yang muncul secara spesifik di dalam mimpi seperti kunci atau ranjang sementara si pemimpi tengah tertidur.

"Kita tak tahu apapun tentang fungsi bermimpi. Tapi dengan metode ini, kita mungkin bisa tahu lebih banyak tentang fungsi itu," ungkap peneliti Masako Takami, pakar neurosains dari Brown University seperti dilansir Huffingtonpost.

Tamaki dan rekan-rekannya melacak aktivitas otak tiga partisipan dengan menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI) ketika mereka tengah terlelap. Setiap beberapa menit sekali partisipan dibangunkan untuk menjelaskan gambaran mimpi mereka. Totalnya, peneliti mencatat ada 200 gambar visual dari mimpi ketiga partisipan.

Setelah itu, peneliti mengaitkan antara konten mimpi yang digambarkan partisipan ketika mereka terjaga dengan pola spesifik di dalam aktivitas otaknya. Lalu peneliti membuatkan model komputer dari kaitan itu agar spesifikasi benda yang ada di dalam mimpi dapat dipelajari.

Dengan model komputer, peneliti menganalisis mimpi masing-masing partisipan. Dari situ peneliti menemukan bahwa beberapa daerah otak yang teraktivasi ketika seseorang terbangun sama dengan daerah otak yang teraktivasi saat ia tengah bermimpi.

"Meskipun kami hanya mencoba membaca gambaran mimpi dari aktivitas otak seseorang ketika terjaga, nyatanya kami menemukan adanya pola yang sama pada gambaran mimpi seseorang secara umum seperti pemandangan atau orang," terang Tamaki.

"Ada persamaan diantara subyek-subyeknya jadi dari situ kami dapat memilih sejumlah konten mimpi dasar lalu kami dapat membangun sebuah model dari konten-konten dasar tersebut. Bisa jadi model itu dapat diaplikasikan pada orang lain juga," tutupnya.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Science ini juga diharapkan mampu membantu para ilmuwan untuk memahami apa yang terjadi pada otak ketika seseorang mengalami mimpi buruk.

Follow On Twitter