Liberia Dukung Indonesia Pimpin Wto









MONROVIA -- Liberia mendukung pencalonan Mari Elka Pangestu untuk menjadi Dirjen WTO.



Hal itu merupakan salah satu kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan bilateral Indonesia dan Liberia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan pertemuan dengan Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf di Monrovia, Liberia, Kamis (31/1).



Indonesia sedang berjuang menjadikan Mari sebagai dirjen WTO. Ia bersaing kuat dengan kandidat yang diajukan Selandia Baru. Saat ini Mari menjadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebelumnya ia menjadi menteri perdagangan.



"Kami juga sepakat untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi," kata SBY. Untuk itu, kedua negara membentuk komite bersama untuk merealisasikan kesepakatan-kesepakatan yang dicapai.



SBY memuji Sirleaf yang berhasil memulihkan ekonomi Liberia. Ia juga mendukung perdamaian yang permanen di Liberia. Negeri ini didera perang saudara selama 7 tahun. Hingga kini di Liberia terdapat 15 ribu pasukan PBB (UN Mission in Liberia).



Pada tahun 2005 Sirleaf terpilih sebagai presiden. Wanita ini kemudian terpilih lagi pada pemilu berikutnya.



Negeri pesepakbola George Weah itu memiliki penduduk 3,786 juta jiwa. Negeri ini memiliki luas daratan 96.320 km persegi. Liberia merdeka dari Amerika Serikat pada 26 Juli 1847. Negeri ini menjadi tempat pemulangan warga kulit hitam Amerika Serikat pada abad ke-19.



Waktu di Liberia lebih lambat tujuh jam dibandingkan dengan di Indonesia. Liberia memiliki pendapatan perkapita 600 dolar AS.



Di hari pertama, Presiden SBY mengadakan pertemuan bilateral dengan Sirleaf di Kementerian Luar Negeri. Esok harinya, Jumat (1/2), SBY mengikuti pertemuan High Level Panel (HLP) of the Eminent Person on the Post-2015 Developing Agenda.



Lembaga yang dibentuk PBB ini dipimpin secara kolektif oleh Inggris (mewakili negara maju), Indonesia (negara berkembang), dan Liberia (negara terbelakang). Lembaga ini bertugas menyusun program pasca berakhirnya agenda Millenium Development Goals.



Lembaga ini bertugas menyusun program pasca berakhirnya agenda Millenium Development Goals.

Follow On Twitter